Rabu, 14 September 2011

(GoVlog-Umum) Catatan Heboh Mudik Lebaran 2011


Catatan Heboh Mudik Lebaran 2011
oleh Yanwar Abidin
Bila Bunda hilaf, bila bunda salah tapi bukan Raja!

Perbedaan hari dan tanggalan lebaran  di tanah air, mungkin akhirnya mempengaruhi catatan mudikku lebaran ke kampung halaman ayah di Kuningan. Saya dan keluarga berlebaran tanggal 30 Agustus 2011 di Jakarta sedangkan di kampung tanggal 31 Agustus 2011, semuanya benar dan gak ada yang salah, asal tahu alasan dan landasannya.

Meski demikian rutinitas pulang mudik berlebaran ke Kuningan tak akan tertunda dan tidak bisa terhalang lagi. Hari kedua lebaran 31 Agustus 2011 kami sudah berselancar menuju kota Kuningan, oh kampungku… kampung halaman ayahku… :) 

Uhuy! Dingin 7 derajatnya kota Kuningan menyelipkan catatan heboh sepanjang masa kini. Tetibanya di Kuningan memang menyisakkan capek perjalanan yang panjang dengan mobil kesayangan keluargaku.  Bagiku perjalanan mudik kali ini lain dari yang lain, karena mengalir begitu saja, di samping jalanan lenggang, tiada arai macet melintang dan tahun inipun aku udah megang handphone qwerty sendiri, seperti perjalanan  yang lancar koneksi jejaring sosialpun tiada hambatan pake XL yang xlalu untukku itu. 

Alhamdulillah, berkat XL jari-jemari ini lancar berdansa saling telepon sapa dan kirim sms, twitter, update status facebook, salam lebaran antar krabat, teman dan ehm pengen tahu aja. Info alur mudik 31 Agustus yang kami pilihpun akurat sekali sesuai tweet-an @VIVAnews jalanan lenggang dan tak kalah menariknya dengan baca @VIVAvlog serta ikut kuis THR-nya @XL123 mengisi perjalanku ke Kuningan.

Kuningaaaan, oooh Kuningan. Sampe dimana tadi? 

Singkat cerita kini ada mungkin ya jam 11 malam. Kuningan mendingin, begitu juga dengan alergi dingin bundaku akan dingin, kasian deh beliau sampe bersin-bersin tiada henti. Bunda terlelap dibalut selimut dinginnya kampung halaman ayah, Kuningan kucinta. Sedangkan aku, selagi cewek yang xlalu ceria dan muda, asyik dengan hape dan XL.

Adekku Rajabi (4 th) si raja ngompol akhirnya berhasil kupakaikan popok  .. eh pampers dan mulai terlelap di sofa; dimana kuberada disampingnya. Saudara-saudaraku juga pada asyik ngobrol, bercanda, ada juga yang serius kayak aku dengan internet-an OLnya didepan Lepi dan Pisi. Kalo aku sih setengah-setengah alias sibuk internet-an OL sembari bercanda sama teh Eneng kesayanganku. Meski malam mendingin makin melarut, kami semakin asyik bercengkrama dan bergurau. Tiba-tiba sebuah alarm alami, menerobos hangatnya obrolan kami. Ini bukan bunyi bersin bunda seperti biasanya jika kena dingin. Tapi…eng-ing eng… semua hening mealainkan…

“ Mbak…. Mbak…. Ini mbak.. … Mbak ke sini Mbak buru…” teriak bunda memanggilku.


Begitu panggilan dari Bunda memanggilku dengan Mbak karena aku anak sulung alias pertama, segera kumeluncur ke kamar yang hanya beberapa langkah dari sofaku.

Ada apa Bund…? Kenapa kok histeris? Tanyaku antusias takut terjadi apa-apa dengan bunda.

“ Ini…Raja nih!… Raja “ jawab Bunda histeris tak jelas.

Aku bergumam bertanya dalam hati; What’s wrong aya naon sama si Raja adekku? Apa yang dikatakan bundaku aku kian tak mengerti. Ekspresi syok, kaget, capek, tapi aneh takut bin lucu .. di wajah bunda cantik. Mimpi apa Bunda piara piara akan daku ini…?

“ Kenapa Bunda? Kenapa Raja??? Raja Kenapa?”. Tanyaku semakin heran membabi buta

“ Ini…Raja nih!… dia kencing lagi nih…. Tadi gak kencing sih sebelum tidur…!!” jawab bunda

 “ Ini nih dia kencing di kasur… lihat nih kasurnya basah… baju bunda juga basah kuyup juga”.

“ Hah Basah???? Kencing????...  Raaaja ???”. Ucapku heran tak percaya

“ Bund, Raja gak kencing… Raja gak ngompol… orang Raja tidur di Sofa sama Mbak kok”, terangku.

Bunda terlihat bingung gak percaya dengan ujarku barusan, begitupun denganku yang menyimpulkan kebenaran bahwa…

“Itumah bunda kali yang ngompoooool….!!! Hehehe…  “ aku tertawa terbahak-bahak tapi kutahan sekuat tenaga, karena gak kuasa masa menertawakan Bundaku tercinta. Kasihan ya beliau aduuh lucu.. heboooh… tapi juga kasihan si bunda.

Saudara-saudaraku yang mendadak hening sebelumnya karena perkara tadi, juga ikut tertawa terpingkal-pingkal namun mereka tahan, karena gak enak menertawakan bundaku. Geger deh kejadian itu di keluarga ayah.

Bunda terheran-terheran dengan kenyataan yang ada, dan sedikit tersenyum tersipu malu.
“Waduuh kok bisa ya…wah gawat nih KASUS!!! Bunda hilaf bunda yang salah bukan Raja Wkwkwkwkwk!” ujar simpul lucunya. #kecup buat Bundaku yang lucu dan kusayang.

Esoknya sebelum melanjutkan ritual silaturahim antar sanak saudara, aku sama teh eneng jemur kasurnya bunda sambil terpingkal-pingkal teringat cerita tentang hebohnya bunda semalam.


 

Catatan heboh Mudik Lebaran 2011 di kota Kuningan :)
(diceritakan oleh Yanwar Abidin menggunakan sudut pandang keponakkanku, kisah ini nyata sebagaimana aslinya)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar